Skip to main content

Posts

Showing posts from 2019

BATIK TRUNTUM

sakyabatiktenun.blogspot.com INDONESIA sangat dekat kaitannya dengan batik. Batik Indonesia saat ini sudah sangat terkenal di kalangan manca negara. Bisa dikatakan, di setiap wilayah di negara ini pasti menyimpan kain batik khas yang mungkin tidak akan ditemukan di wilayah lainnya. Itu juga yang akhirnya membuat Indonesia menjadi sangat kaya. Motif batik yang tertuang di kain ternyata tidak sekadar goresan tangan. Hampir semua batik Indonesia memiliki sejarah di balik pembuatannya. Mulai dari motif yang tergambar, kain yang dipilih, atau siapa yang mengenakannya dan berhak mengenakannya. Bicara mengenai motif batik, apakah Anda pernah mendengar motif batik bernama “Truntum”? Usut punya usut, motif batik itu memiliki makna yang cukup dalam mengenai arti cinta dan kesetiaan. Motif batik itu pun disimbolkan sebagai lambang cinta yang tulus tanpa syarat, abadi, dan semakin lama sekamin terasa subur berkembang. Bagi Anda yang belum tahu, itu kenapa orangtua pengan

Batik Madura nan Cerah

Madura, selain terkenal akan kegiatan karapan sapi dan jembatan Suramadu nya yang menghubungkan antara kota Surabaya dan kota Madura, ternyata Madura juga memiliki keterampilan turun menurun yang masih terjaga hingga saat ini, berupa keterampilan membatik. Salah satu sentra batik di pulau garam ini ada di kota Bangkalan. Banyak sekali ditemui batik-batik dengan warna yang cerah di sini. Warna yang mencolok ternyata memang menjadi ciri khas batik Madura. Beberapa pecinta batik juga mengatakan bahwa batik madura dianggap memiliki warna yang lebih berani dibandingkan batik dari daerah lain yang cenderung kalem. Tidak heran bila kemudian batik madura saat ini menjadi primadona dan semakin populer. Beberapa pengusaha batik di Madura bahkan telah menjual produknya ke Eropa seperti ke Prancis dan Italia. “Warna-warna terang ini mencerminkan karakter orang Madura karena dikenal memang menyukai warna gonjreng,” ujar Supi Amin, salah satu pengusaha batik madura di kota Bangkalan.

Cara Membuat Pewarna Alam Batik dari Daun Indigofera

Daun Indigofera dapat digunakan sebagai bahan pewarna dalam membuat batik tulis, selain ramah lingkungan pewarna batik dari bahan alam akan menghasilkan warna yang lebih natural dan unik. Daun indigofera banyak dijumpai di beberapa daerah tropis di indonesia dan termasuk sumber alam terbarukan. Tanaman Indigofera Dahulu kala menurut Sejarah Batik di Indonesia, pewarnaan Batik tidak dilakukan menggunakan bahan pewarna kimia/sintetis seperti beberapa proses pewarnaan sintetis yang dilakukan oleh pabrikan kain/tekstik saat ini. Pembatik jaman dahulu memanfaatkan Tumbuh-tumbuhan untuk diambil zat warnanya, sehingga sifat kain batik yang tercipta adalah ramah terhadap lingkungan maupun pada kulit manusia. Tumbuh-tumbuhan yang digunakan juga bervariasi, ada jenis-jenis tumbuhan yang diambil batangnya, kulitnya, buahnya, hingga pada daunnya. Indigofera adalah salah satu tanaman yang dapat dimanfaatkan untuk mewarnai batik dengan zat warna alam. Kandungan z

Cerahnya Batik-batik Madura

Madura, selain terkenal akan kegiatan karapan sapi dan jembatan Suramadu nya yang menghubungkan antara kota Surabaya dan kota Madura, ternyata Madura juga memiliki keterampilan turun menurun yang masih terjaga hingga saat ini, berupa keterampilan membatik. Salah satu sentra batik di pulau garam ini ada di kota Bangkalan. Banyak sekali ditemui batik-batik dengan warna yang cerah di sini. Warna yang mencolok ternyata memang menjadi ciri khas batik Madura. Beberapa pecinta batik juga mengatakan bahwa batik madura dianggap memiliki warna yang lebih berani dibandingkan batik dari daerah lain yang cenderung kalem. Tidak heran bila kemudian batik madura saat ini menjadi primadona dan semakin populer. Beberapa pengusaha batik di Madura bahkan telah menjual produknya ke Eropa seperti ke Prancis dan Italia. “Warna-warna terang ini mencerminkan karakter orang Madura karena dikenal memang menyukai warna gonjreng,” ujar Supi Amin, salah satu pengusaha batik madura di kota Bangkalan.

5 Motif Batik Pekalongan yang Perlu Kamu Ketahui

Sejarah motif batik Pekalongan panjang, tercatat banyak dipengaruhi oleh budaya dari luar. Batik Pekalongan terkenal dengan kelenturan dan sangat dinamis. Kehadiran para pedangang dari Arab, Tiongkok, Asia, bahkan Belanda berpengaruh pada pola desain, motif batik, dan juga variasi warna pada seni batik di Pekalongan. Setiap daerah pun punya ciri khas batiknya, termasuk ciri khas batik Pekalongan. Rata-rata batik Pekalongan berwarna cerah. Ada banyak motif batik Pekalongan, berikut ini adalah 5 motif batik Pekalongan yang bisa kamu jadikan referensi: 1. Motif Batik Jlamprang Motif Batik Jlamprang Motif Jlamprang terdiri dari titik, kotak, lingkaran, geometris, dan lebih sering berkomposisi lebih dari 2 macam warna. Pola yang terbentuk memiliki makna yang mendalam, meskipun hanya berupa titik dan bentuk-bentuk dasar yang geometris. Dahulu motif batik Jlamprang ini digunakan sebagai benda upacara pada saat kepercayaan Hindu berkembang di Pekalongan. 2. Motif B

4 Motif Batik "Sido" Sidomulyo, Sidomukti, Sidoluhur dan Sidoasih

Pada dasarnya motif batik Sidolmulyo, Sidomukti, Sidoluhur dan Sidomukti ini memiliki kesamaan desain, namun dibedakan oleh dasar batiknya, sehingga menjadikan namanya juga berbeda. Menurut catatan di keraton Surakarta, batik Sidomulyo dan batik Sidoluhur sudah ada sejak jaman Mataram Kertosuro abad XVII. Motif yang bercorak bentuk lapis dengan latar putih dinamakan batik Sidomulyo sedangkan yang berlatar hitam dinamakan batik Sidoluhur. 1. Sidomulyo Gambar Motif Batik Sidomulyo Batik motif Sidomulyo berasal dari zaman Mataram Kartasura yang dasarnya (latar) digantikan dengan isen-isen ukel oleh Sultan Pakubuwono IV. Batik motif Sidomulyo merupakan jenis batik Keraton. Motif batik ini berasal dari Surakarta Jawa Tengah. Motif ini termasuk motif lama khas Surakarta, halus, rumit serta membutuhkan kesabaran dan ketelatenan dalam pembuatannya. Sido dalam bahasa Jawa berarti jadi atau terus menerus, sedangkan mulyo berarti mulia. Kain batik dengan motif sidomul

5 Motif Batik Yogyakarta dan Filosofinya

Yogyakarta memiliki banyak motif-motif batik. Setiap motif batik memiliki kegunaan dan filosofinya masing-masing. Berikut ini adalah 5 motif batik Yogyakarta dan filosofinya: 1. Kawung Picis Motif Kawung Picis Kegunaan :  Dikenakan di kalangan kerajaan Filosofi   : Motif ini melambangkan harapan agar manusia selalu ingat akan asal-usulnya,  juga melambangkan empat penjuru (pemimpin harus dapat berperan sebagai pengendali  ke arah perbuatan baik), serta melambangkan bahwa hati nurani sebagai pusat pengendali nafsu-nafsu yang ada pada diri manusia sehingga ada keseimbangan dalam perilaku kehidupan manusia. 2. Slobog Motif Slobog Kegunaan  : Dipakai pada upacara kematian dan dipakai pada upacara pelantikan para pejabat                      pemerintah. Filosofi   :  Melambangkan harapan agar arwah yang meninggal mendapatkan kemudahan  dan kelancaran dalam perjalanan menghadap Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, sedangkan keluarga yang ditingalkan juga diberi