Skip to main content

Batik Madura nan Cerah




Madura, selain terkenal akan kegiatan karapan sapi dan jembatan Suramadu nya yang menghubungkan antara kota Surabaya dan kota Madura, ternyata Madura juga memiliki keterampilan turun menurun yang masih terjaga hingga saat ini, berupa keterampilan membatik. Salah satu sentra batik di pulau garam ini ada di kota Bangkalan. Banyak sekali ditemui batik-batik dengan warna yang cerah di sini.


Warna yang mencolok ternyata memang menjadi ciri khas batik Madura. Beberapa pecinta batik juga mengatakan bahwa batik madura dianggap memiliki warna yang lebih berani dibandingkan batik dari daerah lain yang cenderung kalem. Tidak heran bila kemudian batik madura saat ini menjadi primadona dan semakin populer. Beberapa pengusaha batik di Madura bahkan telah menjual produknya ke Eropa seperti ke Prancis dan Italia. “Warna-warna terang ini mencerminkan karakter orang Madura karena dikenal memang menyukai warna gonjreng,” ujar Supi Amin, salah satu pengusaha batik madura di kota Bangkalan.





Menurut Supi, selain warna-warna yang menjadi identitas batik tulis Madura, motifnya pun cenderung mayoritas didominasi oleh motif binatang. “Kebanyakan identitas motif batik tulis Madura itu berbentuk binatang, seperti burung atau kupu-kupu. Tapi ada juga beragam motif bunga,” katanya. Menurut Amin ada dua jenis batik tulis di Madura, yaitu batik tulis arah timur dan arah barat. Maksudnya adalah batik arah timur adalah batik tulis yang menggunakan pewarnaan bahan kimia, maka hasil warnanya pun terlihat lebih cerah. Sedangkan untuk batik tulis arah barat menggunakan pewarnaan alam yang dihasilkan dari bahan-bahan seperti daun jati dan daun jambu.





 Daun jati sendiri dipakai untuk menghasilkan warna merah. Sehingga warnanya sedikit pucat. “Porsi batik yang menggunakan pewarnaan alami lebih banyak disini dibandingkan batik dari warna kimia,” lanjutnya. Proses pewarnaan alami memakan waktu enam bulan sampai satu tahun. Bahan-bahan pewarna tersebut diendapkan di dalam gentong atau yang sering disebut oleh pengrajin batik yakni gentongan. Tak heran jika batik tulis yang berasal dari warna alami justru warnanya dapat bertahan sampai ratusan tahun. Batik tulis gentongan ini dihargai sekitar Rp 3 juta dengan motif yang beragam. “Makanya kain batik tulis warna alami ini juga paling mahal diantara batik tulis lainnya karena warna yang dihasilkan pun sempurna dan melekat pada kain dengan baik,” jelas Supi.

Pada setiap batik Madura biasanya terdapat warna merah di dalamnya. Kalau masih penasaran dengan batik Madura, teman-teman bisa langsung datang ke Madura untuk menjawab rasa penasaran dan mengeksplore lebih dalam tentang batik khas Madura atau jika kamu nggak pengen pergi-pergi, kamu bisa menggunakan alternatif dengan mengunjungi toko toko batik online. 

Jika kamu menginginkan batik khas kota Jogjakarta kamu bisa  mengunjungi sakyabatiktenun dan dapatkan promo menarik di sana.



Comments

Popular posts from this blog

4 Motif Batik "Sido" Sidomulyo, Sidomukti, Sidoluhur dan Sidoasih

Pada dasarnya motif batik Sidolmulyo, Sidomukti, Sidoluhur dan Sidomukti ini memiliki kesamaan desain, namun dibedakan oleh dasar batiknya, sehingga menjadikan namanya juga berbeda. Menurut catatan di keraton Surakarta, batik Sidomulyo dan batik Sidoluhur sudah ada sejak jaman Mataram Kertosuro abad XVII. Motif yang bercorak bentuk lapis dengan latar putih dinamakan batik Sidomulyo sedangkan yang berlatar hitam dinamakan batik Sidoluhur. 1. Sidomulyo Gambar Motif Batik Sidomulyo Batik motif Sidomulyo berasal dari zaman Mataram Kartasura yang dasarnya (latar) digantikan dengan isen-isen ukel oleh Sultan Pakubuwono IV. Batik motif Sidomulyo merupakan jenis batik Keraton. Motif batik ini berasal dari Surakarta Jawa Tengah. Motif ini termasuk motif lama khas Surakarta, halus, rumit serta membutuhkan kesabaran dan ketelatenan dalam pembuatannya. Sido dalam bahasa Jawa berarti jadi atau terus menerus, sedangkan mulyo berarti mulia. Kain batik dengan motif sidomul

5 Motif Batik Yogyakarta dan Filosofinya

Yogyakarta memiliki banyak motif-motif batik. Setiap motif batik memiliki kegunaan dan filosofinya masing-masing. Berikut ini adalah 5 motif batik Yogyakarta dan filosofinya: 1. Kawung Picis Motif Kawung Picis Kegunaan :  Dikenakan di kalangan kerajaan Filosofi   : Motif ini melambangkan harapan agar manusia selalu ingat akan asal-usulnya,  juga melambangkan empat penjuru (pemimpin harus dapat berperan sebagai pengendali  ke arah perbuatan baik), serta melambangkan bahwa hati nurani sebagai pusat pengendali nafsu-nafsu yang ada pada diri manusia sehingga ada keseimbangan dalam perilaku kehidupan manusia. 2. Slobog Motif Slobog Kegunaan  : Dipakai pada upacara kematian dan dipakai pada upacara pelantikan para pejabat                      pemerintah. Filosofi   :  Melambangkan harapan agar arwah yang meninggal mendapatkan kemudahan  dan kelancaran dalam perjalanan menghadap Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, sedangkan keluarga yang ditingalkan juga diberi

5 Motif Batik Pekalongan yang Perlu Kamu Ketahui

Sejarah motif batik Pekalongan panjang, tercatat banyak dipengaruhi oleh budaya dari luar. Batik Pekalongan terkenal dengan kelenturan dan sangat dinamis. Kehadiran para pedangang dari Arab, Tiongkok, Asia, bahkan Belanda berpengaruh pada pola desain, motif batik, dan juga variasi warna pada seni batik di Pekalongan. Setiap daerah pun punya ciri khas batiknya, termasuk ciri khas batik Pekalongan. Rata-rata batik Pekalongan berwarna cerah. Ada banyak motif batik Pekalongan, berikut ini adalah 5 motif batik Pekalongan yang bisa kamu jadikan referensi: 1. Motif Batik Jlamprang Motif Batik Jlamprang Motif Jlamprang terdiri dari titik, kotak, lingkaran, geometris, dan lebih sering berkomposisi lebih dari 2 macam warna. Pola yang terbentuk memiliki makna yang mendalam, meskipun hanya berupa titik dan bentuk-bentuk dasar yang geometris. Dahulu motif batik Jlamprang ini digunakan sebagai benda upacara pada saat kepercayaan Hindu berkembang di Pekalongan. 2. Motif B